Masih
terngiang rasanya ditelinga ini, petuah bijak dari Ibundaku, yang selalu
disisipkannya pada setiap dongeng sebelum tidur ketika Saya masih kecil dulu
“Nak,
Jika kamu belum mampu untuk membeli atau membuat sesuatu yang baru, Peliharalah
dengan baik apa yang sudah ada kamu miliki”
Waktu
itu, Saya selalu menyahut “iya Bunda” dengan mata yang mulai mengantuk, karena
diusia itu, Saya belum dapat memahami pembelajaran apa yang sedang Bunda ingin
tanamkan kepada Saya
Kemudian
waktupun bergulir, hingga sampai pada suatu titik, dimana Saya
dapat memahami petuah tersebut
Beberapa
waktu yang lalu, Saya pernah membuat tulisan mengenai (sebagian kecil dari)
kondisi fasilitas umum milik pemerintah yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat, dengan judul Dibawah kerimbunan, Ada bahaya mengancam
Isi tulisan tersebut biasa-biasa saja, dan nilai materinya relatif kecil
Isi tulisan tersebut biasa-biasa saja, dan nilai materinya relatif kecil
Lagian
isi tulisan itu terkesan “satu arah”
Artinya,
Saya hanya menuliskan kenyataan yang Saya temukan tetapi tidak pernah melakukan
konfirmasi atau menyampaikannya langsung kepada dinas terkait yang diberi
wewenang untuk mengurus masalah ini
Kenapa
bisa begitu?
Karena
kerusakan tersebut telah terjadi sejak beberapa tahun lalu, dan selama itu juga
tidak ada tanda-tanda untuk segera mendapat
perbaikan
Saya
tidak ingin menbuat sensasi dari sebuah berita basi, jika baru sekarang ini, Saya
mempertanyakan hal tersebut
Sikap
yang terbaik adalah “menunggu”
Menunggu
disini, bisa diartikan menunggu untuk mendapat giliran diperbaiki, bisa juga berarti
menunggu sampai ada orang lain yang mendapat celaka karena terperosok kedalam
lubang
Tadinya
dalam benak Saya sempat terpikir juga untuk bersikap masa bodoh, dan cuek dengan
kondisi tersebut “This is Not my
Busines”
Tetapi
disisi lain, timbul juga rasa penasaran
yang menggelitik hati ini, Apakah gerangan, yang dapat mematahkan atau
memecahkan blok beton setebal 15 Cm tersebut
“Apa
iya”, blok beton tersebut dibuat secara asal-asalan saja, dengan tidak
mencampurkan dengan baik Air, Semen, Pasir, Batu kerikil, dan Besi, sesuai
standar yang diharuskan
Ternyata
sebagian jawabannya dapat dilihat pada photo2 berikut ini (Photo Saya ambil
secara acak, pada saat Saya sedang lewat pada jalan tersebut)
Parkir yang Salah-1
Parkir yang Salah-2
Parkir yang Salah-3
Parkir yang Salah-4
Parkir yang Salah-5
Parkir yang Salah-6
Parkirnya
kendaraan roda empat ini bukan tanpa alasan, karena disekitar jalan itu terdapat
bengkel, warung makan dan kantor dengan lahan parkir yang sempit, mobil yang tidak kebagian tempat parkir dengan
sendirinya akan memarkir kendaraannya disembarang tempat yang kosong
Parkirnya beberapa mobil tersebut dipinggir jalan sah-sah saja karena disitu memang tidak terlihat
adanya rambu “larangan parkir”
Sembarangan parkir ini paling-paling hanya dapat membuat jalanan bertambah sempit atau hanya akan
mengganggu kenyamanan pejalan kaki
Yang
menjadi masalah adalah, “caranya memarkir mobil”
Sebelah
dari roda mobil berada diatas jalan, sedangkan yang sebelahnya lagi berada tepat
diatas trotoar
Hampir
dipastikan tekanan dari berat kendaraan ini yang berpeluang untuk menimbulkan
kerusakan trotoar
Sampai
saat ini, Saya sendiripun juga belum tahu jawabnya
Solusi
sederhana untuk mengatasi masalah tersebut adalah, Jika kita belum dapat
berbuat banyak untuk merubah keadaan yang kurang baik untuk menjadi lebih baik,
setidaknya kita sendiri tidak ikut melakukan hal bodoh yang sama
Tetap
memelihara semangat “rasa ikut memiliki” agar selalu tetap ada didalam hati ini,
(Jika memungkinkan, menularkannya kepada orang terdekat dilingkungan kita)
Semahal
dan sekuat apapun bangunan fasilitas umum yang dibuat oleh pemerintah, tidak
akan panjang usia pakainya jika rasa ikut memiliki telah menghilang dari hati sebagian
warganya
Pernahkah
kita berpikir, bahwa Kerusakan yang terjadi pada fasilitas umum, hanya dibutuhkan
dana saja untuk memperbaikinya
Tetapi
hilangnya “rasa ikut memiliki” dari setiap individu, membutuhkan waktu yang
sangat panjang untuk menyembuhkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar