Kamis, 16 Januari 2014

Museum Negeri Mulawarman, Tenggarong



Museum Negeri Mulawarman di Kalimantan Timur lebih dikenal masyarakat dengan sebutan “Museum Tenggarong

Pengelolaan dan Operasional museum ini berada dibawah UPTD (Unit Pelaksana Tehnis Daerah) Kabupaten Kutai Kartanegara, yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan, pemeliharaan, serta pemanfaatan koleksi museum



Lokasi Museum Negeri Mulawarman terletak dipusat kota Tenggarong, beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro No 25, Kelurahan Timbau, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur

Tenggarong terletak disebelah barat kota Samarinda dengan jarak sekitar 30 Km, kondisi jalanan untuk menuju ke kota ini lumayan baik, pada beberapa spot terdapat beberapa tanjakan serta turunan, kota ini dapat diakses dengan Kendaraan Darat, Kendaraan Air, dan Pesawat Udara

Sejarah Museum
Museum Negeri Mulawarman awalnya merupakan sebuah Bangunan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara yang didirikan pada Tahun 1935 sebagai pengganti keraton lama yang terbakar

Pembangunan Keraton, dipercayakan kepada Holland Beton Mastchappy (HBM) dengan konsep Arsitektur Kolonial Modern yang menampilkan kolom beton sebagai ciri khas arsitekturnya

Bangunan Gedung ini memiliki tiga bagian ruang utama, yaitu Bagian Depan, Tengah, dan Bagian Belakang, (menurut pengamatan Saya, bangunan ini ada kemiripan dengan desain Gedung Museum Nasional yang ada di Jakarta, hanya saja ukurannya lebih kecil)



Setelah terjadinya proses penggantian kepada pihak Ahli Waris sebagai Pemilik Syah Keraton,  yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Timur, kemudian Bangunan Keraton ini difungsikan menjadi museum

Keunikan yang dimiliki oleh bangunan Museum Mulawarman ini adalah, merupakan Bangunan Keraton Pertama di Kalimantan Timur yang bergaya “Indische

Koleksi Museum
Museum Negeri Mulawarman memiliki sekitar 5000 buah koleksi benda budaya dan benda sejarah, yang meliputi koleksi Ethnografi, Historika, Arkeologi, Kramologi, Numistika, Heraldika, Biologika, dan Geologika

Sebagian dari koleksi yang berupa prasasti pada ruang pamer, merupakan koleksi replikanya, sedangkan koleksi aslinya disimpan pada Museum Nasional di Jakarta

Benda Koleksi dari Masa Prasejarah yang terdapat pada museum ini berupa aneka ragam perkakas yang terbuat dari Batu, umumnya peralatan ini terbuat dari bahan Batu Rijang, dan Batu Andesit

Dulunya peralatan ini yang digunakan oleh penduduk setempat untuk keperluan Berburu, Bertukang, Berladang, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, (Beliung, Kapak Genggam, Kapak Perimbas, Kapak Lonjong, dan Kapak Persegi)

Benda Koleksi dari Masa masuknya kebudayaan Hindu dan Budha, berupa Yupa atau Prasasti, serta puluhan Arca, koleksi ini sebagian besar adalah benda sejarah yang ditemukan dari Goa Gunung Kombeng pada Tahun 1847

Menurut Pemandu Wisata, Sejumlah tulisan berbahasa Sansekerta pada Prasasti, menceriterakan tentang Kerajaan Kutai Kuno Martadipura, dengan rajanya yang bernama Mulawarman Maladewa (Tahun 423 Masehi)


Keberadaan prasasti ini merupakan bukti sejarah, bahwa di kawasan Kutai pernah berdiri sebuah Kerajaan Hindu tertua di Indonesia

Benda Koleksi dari Masa Kesultanan Kutai generasi berikutnya, (Masa transisi dari Hindu ke Islam) berupa sejumlah benda yang berasal dari hibah serta ganti rugi, seperti Singgasana, Mahkota, Busana Adat, Peraduan, dan sejumlah benda lainnya yang biasa dipakai dalam upacara adat




Pada upacara adat tertentu, seperti Pesta Adat Erau dan Upacara Resmi Keraton lainnya, benda koleksi yang ada di museum ini masih sering dipakai dan ditampilkan kepada publik

Benda Koleksi dari Masa Kolonial, berupa Pistol, Senapan, serta beberapa Meriam Besi berbagai ragam ukuran

Benda Koleksi yang terkait dengan Etnogafi, berupa aneka ragam Kain Tenun, Perhiasan, dan Senjata Tradisional Suku Dayak

Selain Bangunan Utama yang digunakan sebagai Museum, di area ini terdapat juga kompleks Pemakaman Keluarga Kerajaan yang boleh dikunjungi oleh masyarakat




Tempat penjualan souvenir dan penjual makanan/minuman terdapat pada bagian belakang sebelah kiri dari gedung museum




Motto Museum ini adalah “Cinta Budaya, Peduli Museum” Sebaris kalimat pendek yang mengandung makna yang dalam, semacam himbauan dan ajakan halus kepada siapapun untuk berkunjung ke Museum Negeri Mulawarman, Tenggarong


Seorang Bijak pernah berkata, "Budaya merupakan peradaban masa lalu yang sangat berharga untuk kehidupan pada masa kini, dan masa yang akan datang"

Ajaklah Keluarga Anda berkunjung ke Museum Tenggarong untuk lebih mengenal kekayaan budaya daerah dan sejarah masa lalu, dengan melihat benda koleksi yang dimiliki oleh museum ini