Selasa, 28 Februari 2012

MUSEUM WASAKA


Sejak berdirinya Museum WASAKA pada tahun 1991 silam, baru sekarang (Februari 2012), Saya baru sempat berkunjung ke museum ini

Pembukaan akses jalan dan jembatan baru yang menghubungkan kawasan Banjarmasin Selatan dgn kawasan Banjarmasin Utara, membuat Saya sesekali melewati jalan tersebut untuk mempersingkat waktu tempuh perjalanan

Bangunan Museum WASAKA, dapat terlihat oleh ”mata” setiap orang yang melewati Jembatan Benua Anyar dari arah Jl. Gatot Subroto menuju Jl. Sultam Adam, karena pada atapnya ada tulisan besar dgn cat warna putih “Museum Wasaka”




Ketidaktahuan masyarakat dengan keberadaan Museum Perjuangan Rakyat di Kalimantan tempo doeloe ini bisa dipahami, karena sebelum dibukanya akses jalan baru, Museum yang berlokasi di Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara ini tidak mudah utk didatangi oleh masyarakat

Penyebab lain, bisa jadi karena kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum tersebut

Saya membuka Wikipedia untuk mengetahui lebih banyak mengenai museum ini, tetapi hanya sedikit sekali data yang bisa didapat Di Wikipedia, hanya ada foto bangunan museum, dan foto pistol dari jaman VOC, ditambah beberapa alenia tulisan singkat mengenai informasi museum (kelihatannya data ini, jarang di update secara berkala oleh Pengelola Museum)

Kemudian Saya googling dgn keyword “museum wasaka” hanya ada beberapa blog (kurang dari tujuh blog) yang memuat tulisan dan foto mengenai museum ini

WASAKA sendiri, adalah singkatan yang berasal dari kalimat dalam Bahasa Banjar “Waja Sampai Kaputing” Sebuah motto perjuangan yang mengandung arti “Jika mengerjakan sesuatu, harus diselesaikan dgn baik, benar dan tuntas








Informasi Museum
Museum WASAKA, adalah Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan, pada tahun 1945 sd 1949

Museum terletak dipinggiran Sungai Martapura, berlokasi di Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, dapat diakses dgn kendaraan bermotor melalui darat maupun melewati sungai

Museum berdiri diarea kurang lebih 1 Ha, terdiri dari satu buah Bangunan induk berbentuk rumah banjar dgn bubungan tinggi, ada juga bangunan lain yang berfungsi sebagai kantor dan rumah tinggal, dan disamping sebelah kanan museum terdapat sebuah taman bermain

Museum dibuka setiap hari dari pukul 08.30 sd pukul 12.30, hari libur nasional, tutup

Museum, tidak memungut biaya kepada pengunjung yg masuk, parkir kendaraan juga gratis

Museum dijaga secara bergiliran oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Dinas Pariwisata, untuk memantau pengunjung yg datang dgn cara mengisi Buku Tamu

Isi Museum antara lain, Logo atau lambang 13 Kabupaten di Kalsel, Foto tempo dulu, Foto pejabat Gubernur yg pernah menjabat sejak tahun 1953 sampai sekarang, benda sejarah seperti, seperangkat meja dan kursi tamu, senjata api eks VOC, senjata tradisional, mesin ketik, seragam dan beberapa model busana jaman doeloe, dll


Apakah Anda sudah pernah berkunjung ke museum ini?

Jika jawabannya “Belum”

Ajaklah keluarga Anda kesini, agar mengetahui Sejarah Perjuangan Rakyat di Kalimantan Selatan, dan juga untuk menambah wawasan budaya kepada putera puteri Anda

Informasi lainnya, Pengelola menerima sumbangan benda-benda bersejarah dari masyarakat untuk menambah koleksi museum




Jumat, 24 Februari 2012

MONYET DRAKULA?


Monyet Drakula, sebutan lain untuk Presbytis Hosei Canicrus, yaitu sejenis Primata langka hampir punah, yang baru-baru ini ditemukan dipedalaman hutan hujan Kalimantan Timur oleh Tim Peneliti dari Simon Fraser University of Kanada,  Seram juga ya namanya? 

Spesies ini memiliki wajah gelap dan pada beberapa bagian terdapat bulu berwarna putih, dengan bulu di leher membentuk kerah mirip baju kebesaran Drakula

Langur Miller beruban


Temuan diterbitkan dalam American Journal of Primatologi menegaskan, keberadaan kembali monyet yang telah terancam punah ini. Dalam laman physorg.com, Jumat (20/1/2012)


Primata langka yang hampir punah


Langur Miller beruban (Presbytis Hosei Canicrus). Spesies primata ini diyakini telah punah tahun 2004 lalu


Sumber



 

Minggu, 19 Februari 2012

Pengalaman membuat Paspor RI


Kata Orang, Pengalaman adalah guru yang baik, “Saya setuju dan membenarkan pendapat itu”

Apapun bentuk pengalamannya, Pengalaman Buruk, apalagi Pengalaman yang Menyenangkan, selalu dapat mendatangkan manfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain

Tadinya, Saya agak malas untuk mengurus sendiri pembuatan paspor tersebut, dan berniat untuk minta tolong saja kepada orang yang biasa menjual jasa untuk mengurusinya

Setelah bertanya kepada seorang teman yang pernah membuat paspor melalui pihak ketiga, ternyata biaya pembuatan paspor setelah ditambah uang lelah dan biaya lainnya, berkisar Rp. 600 ribuan, “lumayan mahal juga ya”

Adik Saya yang pernah mengurus paspor, memberi saran “Mas, Sebaiknya mengurus sendiri saja deh, Biayanya paling banyak hanya setengahnya saja”

“Good Idea” pikirku, Lagi pula pengalaman ini nantinya bisa Saya tulis di Blog, Sebagai panduan sederhana untuk orang lain, yang ingin membuat paspor

Kemungkinan terburuknya adalah, diperlukan waktu dan tenaga utk mengurusnya, karena harus bolak balik ke Kantor Imigrasi, 
“No Problem”  Lagian Saya punya banyak waktu luang
 


Antre, menunggu panggilan



Hari pertama, dengan menenteng sebuap map yang berisi persyaratan yg diperlukan seperti, KTP, Kartu Keluarga (asli) dan berikut Copynya, Saya berangkat menuju Kantor Imigrasi

Setelah bertanya kepada Petugas Penerima tamu, kemudian Saya diberi formulir untuk diisi dengan data diri

Petugas itu memberitahu, agar Saya membeli sebuah map (khusus) ke Koperasi Karyawan Imigrasi, seharga Rp.10 ribu, dan mengambil formulir Surat pernyataan, yang nantinya setelah diisi, harus ditempeli dgn materai 6 ribu (formulir data diri, dan Surat Pernyataan, diberikan gratis)

Pengisian kolom pada formulir harus diisi dgn huruf balok menggunakan tinta warna hitam, (Ada teman yang terlanjur mengisi dgn tinta warna biru, ditolak oleh Petugas, dan harus menulis ulang)

Setelah semua isian komplit, Berkas Saya serahkan kepada Petugas Penerima tamu tadi, kemudian kepada Saya diberi nomer antrian untuk penyerahan berkas diloket penerimaan Permohonan

Menunggu antrian sekitar 30 menit, kemudian berkas Saya diverifikasi, lalu diberi tanda terima berkas, yang berisi tanggal harus datang kembali (sekitar 7 hari) untuk membayar Biaya Paspor, berfoto, serta pengambilan sidik jari

Sebelum Saya menghidupkan Motor, Tukang Parkir yang ada disitu berbisik, 
“Klo mau cepat selesai, datangnya harus lebih pagian, Pak” katanya
“Terimakasih, utk informasinya Pak” jawabku sekedar basa basi (Klo info yang begini, Saya sudah mengerti Bapak)

 
Hari ke 7, Saya datang lagi ke Kantor Imigrasi utk menyerahkan Surat Tanda Terima Berkas yang sudah Saya kantongi sebelumnya

Petugas Penerima Tamu memberikan dua buah Nomer Antrian, Yang satu untuk Nomer Antri melunasi Biaya Pasport , dan satunya lagi Nomer Antrian untuk wawancara, berfoto dan pengambilan sidik jari

Menunggu antrian sekitar 20 menit, kemudian Saya melunasi biaya  pembuatan paspor sebesar Rp.255 ribu, dan melanjutkan antrian lagi untuk wawancara, berfoto, dan pengambilan sidik jari

Disini penantian Saya agak lama, Hampir pukul 17.00, setelah lebih kurang 8 jam menanti, baru terdengar Nomer antrian Saya dipanggil oleh petugas (Saya masih bisa memakluminya, karena pada hari itu yang bersamaan untuk membuat paspor memang banyak)

Saya masuk keruangan untuk pengambilan foto dan scan sidik jari, kemudian dilakukan wawancara singkat, untuk memeriksa ulang apa yang tertulis di formulir data diri dengan kenyataan yang sebenarnya

Proses ini tidak lama, sekitar 30 menit sudah beres, Selesaikah?

Oh ternyata belum,  Saya diberi Petugas sebuah surat pengantar untuk pengambilan buku paspor, pada 7 hari kemudian

Hari ke 14, Saya datang kembali, Saya antri lagi untuk menerima paspor, setelah antri sekitar 25 menit nama Saya dipanggil Petugas, kemudian Saya tandatangani bukti penerimaan, dan buku paspor pun diserahkan oleh Petugas 


Pembelajaran 
Ada beberapa hal yang sempat Saya catat sebelum mengakhiri tulisan ini :

Petugasnya Ramah, dan profesional

Diruang Tunggu, Terdapat Petunjuk Tata cara untuk mendapatkan buku paspor yang meliputi, Syarat yang diperlukan, Jumlah rincian biaya, Tahapan waktu yg dibutuhkan

Terdapat tulisan, “Himbauan untuk tidak memberikan imbalan kepada Petugas dan juga Himbauan untuk tidak memakai jasa calo”

Ruang tunggu cukup luas dengan jumlah kursi yang memadai, dilengkapi pula dengan TV, terdapat Layar Monitor untuk Nomer Antrian (waktu Sy sedang antri, layar tersebut tidak menyala/tidak difungsikan, mungkin sedang rusak)

 
Pencerahan
Bagi teman2 yang memerlukan paspor, Usahakan untuk mengurusnya sendiri di Kantor Imigrasi terdekat, sedapatnya jangan memakai jasa calo, karena untuk mendapatkan Buku Paspor ternyata mudah, cepat dan transparan biayanya


Artikel lain yang berhubungan,


Persyaratan Permohonan Pembuatan Paspor RI

Minggu, 05 Februari 2012

PILIHAN


Muḥammad bin Musa al-Khawarizmi, Adalah seorang ahli Matematika, Astronomi, Astrologi, dan Geografi yang berasal dari Persia 

Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad 

Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap kedalam bahasa Spanyol Guarismo, dan dalam bahasa Portugis “Algarismo” yang berarti digit 


Muḥammad bin Musa al-Khawarizmi


Pembelajaran :
Ketika ada yang bertanya kepada Beliau, Sosok wanita bagaimana yang ideal dan terbaik untuk pasangan hidup? 

Sebagai seorang Pakar, dengan Arief Beliau menjawab, 

Wanita tersebut beragama dan menjalankan perintah agamanya dengan baik, maka berilah dia dengan nilai 1 

Jika wanita tersebut cantik, dan berperilaku baik, tambahkan 0 dibelakang angka 1 tadi (10) 

Jika wanita tersebut berasal dari keluarga baik-baik, dan berpendidikan, tambahkan lagi 0 dibelakang angka 10 tadi (100) 

Jika wanita tersebut memiliki kekayaan, dan dermawan, tambahkan lagi 0 dibelakang angka 100 tadi (1000) 

Tetapi jika wanita itu tidak memiliki nilai 1 sebagai angka awalnya, maka yang tersisa pada diri wanita tersebut hanyalah sekelompok angka 0 yang tidak bermanfaat 


Muḥammad bin Musa al-Khawarizmi


Jawaban Beliau diatas, dapat juga mewakili pertanyaan para wanita yang ingin mencari sosok pria yang ideal 

Tidak berlebihan dan manusiawi, Jika seseorang menginginkan sesuatu yang terbaik untuk dirinya, walaupun dirinya sendiri belum tentu termasuk didalam kategori orang yang baik 

Tetapi Faktanya,  Di dunia ini, jarang ditemukan pria maupun wanita yang memiliki sosok, perilaku, dan status sosial yang ideal 

Bila pun harus memilih, Pilihlah yang terbaik diantara beberapa pilihan yang ada (tersedia)  

Atau Anda akan memilih, Untuk tidak memilih?