Sabtu, 05 Mei 2012

Dibawah kerimbunan, ada bahaya mengancam


Kebanyakan, Tulisan mengenai kondisi lingkungan yang terdapat diperkotaan, baik itu mengenai daerah wisata, bangunan bersejarah, atau apapun itu, selalu diulas oleh penulisnya dari sisi yang baik-baiknya saja

Kali ini Saya mencoba untuk menulis mengenai kondisi lingkungan yang ada di Banjarmasin dari sudut pandang dan pengalaman Saya sendiri

Tulisan ini Saya buat sebagai rasa keprihatinan dari seorang warga kota biasa, yang melihat adanya sesuatu hal yang kurang baik dan jika tidak segera dilakukan antisipasi dan perbaikan oleh pemerintah kota, pada akhirnya dapat membahayakan orang lain

Jika Anda kebetulan sedang melintas di Jl Jenderal Soetoyo S, persisnya pada bagian jalan yang ada didepan Kantor Lembaga Pemasyarakatan (LP), Banjarmasin


Jl Sutoyo S, dari arah Trisakti menuju kota

Jl Sutoyo S, dari arah kota menuju Trisakti

Kesan pertama yang dirasakan adalah adanya keteduhan dan kesejukan yang ditimbulkan oleh rimbunnya beberapa pohon besar yang telah ditanam disitu sejak beberapa tahun yang lalu 

Tetapi jika diperhatikan lebih teliti, ternyata pada trotoar yang terdapat dibagian bawah pohon tersebut, terdapat bahaya yang dapat mengancam keselamatan pejalan kaki

Ada enam buah lubang berdiameter 30 Cm sampai 60 Cm yang terbuka (menganga) diatas trotoar tersebut, terjadinya lubang2 ini karena adanya kerusakan pada beton yang menutupi permukaan trotoar yang juga sekaligus sebagai penutup saluran air (selokan) yang ada pada bagian bawahnya  

Lubang pertama

Lubang ke 2

Lubang ke 3

Lubang ke 4

Lubang ke 5

Lubang ke 6 
(dari lubang 1 sd 6, timbunan sampah memenuhi riol/selokan)

Menurut pengamatan yang Saya lakukan, lubang-lubang ini keberadaannya sudah cukup lama (sekitar dua tahunan), dan selama itu tidak terlihat adanya tanda-tanda atau usaha dari Pemerintah Kota untuk memperbaiki kerusakan tersebut

Saya bertanya kepada diri sendiri, Apakah dinas terkait memang tidak mengetahui keberadaan lubang yang dapat membahayakan keselamatan warga, atau sebenarnya mereka sudah mengetahuinya tetapi tidak mau perduli dgn nasib warganya dan menunggu dulu sampai ada korban yang jatuh, kemudian baru memperbaikinya


Tulisan agar berhati-hati untuk pengendara motor dan mobil, bukan untuk pejalan kaki

Kemudian Saya membathin, Mengapa instansi pemerintahan yang berkantor dekat dgn kumpulan lubang tersebut, tidak ber inisiatif untuk menyampaikan kondisi trotoar tersebut kepada dinas terkait

Jika jawaban dari pihak yang berkantor disitu, menyatakan bahwa mereka sudah pernah menyampaikan kondisi ini kepada pemkot, tetapi tidak ada respon

Pertanyaan berikutnya adalah, Siapa dan kapan, menjadi korban pertama yang terperosok kedalam lubang?



Tidak ada komentar: