Kebanyakan,
Tulisan mengenai kondisi lingkungan yang terdapat diperkotaan, baik itu
mengenai daerah wisata, bangunan bersejarah, atau apapun itu, selalu
diulas oleh penulisnya dari sisi yang baik-baiknya saja
Kali
ini Saya mencoba untuk menulis mengenai kondisi lingkungan yang ada di Banjarmasin dari sudut pandang dan pengalaman Saya sendiri
Tulisan
ini Saya buat sebagai rasa keprihatinan dari seorang warga kota biasa, yang
melihat adanya sesuatu hal yang kurang baik dan jika tidak segera dilakukan antisipasi dan perbaikan oleh pemerintah kota, pada akhirnya dapat membahayakan orang
lain
Jl Sutoyo S, dari arah Trisakti menuju kota
Jl Sutoyo S, dari arah kota menuju Trisakti
Kesan pertama yang dirasakan adalah adanya keteduhan dan kesejukan yang ditimbulkan oleh rimbunnya beberapa pohon besar yang telah ditanam disitu sejak beberapa tahun yang lalu
Tetapi
jika diperhatikan lebih teliti, ternyata pada trotoar yang terdapat dibagian bawah pohon tersebut, terdapat bahaya yang dapat mengancam keselamatan
pejalan kaki
Ada enam buah lubang berdiameter 30 Cm sampai 60 Cm yang terbuka (menganga) diatas
trotoar tersebut, terjadinya lubang2 ini karena adanya kerusakan pada beton
yang menutupi permukaan trotoar yang juga sekaligus sebagai penutup saluran air (selokan) yang ada pada bagian bawahnya
Lubang pertama
Lubang ke 2
Lubang ke 3
Lubang ke 4
Lubang ke 5
Lubang ke 6
(dari lubang 1 sd 6, timbunan sampah memenuhi riol/selokan)
Menurut pengamatan yang Saya lakukan, lubang-lubang ini keberadaannya sudah cukup lama (sekitar dua tahunan), dan selama itu tidak terlihat adanya tanda-tanda atau usaha dari Pemerintah Kota untuk memperbaiki kerusakan tersebut
Saya
bertanya kepada diri sendiri, Apakah dinas terkait memang tidak mengetahui
keberadaan lubang yang dapat membahayakan keselamatan warga, atau sebenarnya mereka
sudah mengetahuinya tetapi tidak mau perduli dgn nasib warganya dan menunggu
dulu sampai ada korban yang jatuh, kemudian baru memperbaikinya
Tulisan agar berhati-hati untuk pengendara motor dan mobil, bukan untuk pejalan kaki
Kemudian Saya membathin, Mengapa instansi pemerintahan yang berkantor dekat dgn kumpulan lubang tersebut, tidak ber inisiatif untuk menyampaikan kondisi trotoar tersebut kepada dinas terkait
Jika jawaban dari pihak yang berkantor disitu, menyatakan bahwa mereka sudah pernah menyampaikan kondisi ini kepada pemkot, tetapi tidak ada respon
Pertanyaan
berikutnya adalah, Siapa dan kapan, menjadi korban pertama yang terperosok kedalam lubang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar