Sabtu, 19 Juli 2014

Museum Ullen Sentalu Jogyakarta



Empat orang tetangga Saya yang berasal suku Jawa, menjawab tidak tahu ketika Saya bertanya apa artinya Ullen Sentalu

Dari orang ke lima ada jawaban yang lebih masuk diakal meskipun dengan nada yang tidak pasti

“Kulo kurang mengerti dengan apa yang Sampeyan tanyakan, tetapi rasanya Saya pernah dengar Ullen Sentalu, seperti nama sebuah tempat di seputaran Yogyakarta”

Ullen Sentalu, dua kata ini berhasil memancing minat Saya untuk menyambangi tempat ini, dan akhirnya kesempatan itu datang ketika Saya bepergian ke Yogyakarta untuk menjenguki anak yang lagi kuliah disini

Ullen Sentalu merupakan singkatan dari kalimat Bahasa Jawa  Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku”
terjemahan bebasnya kira-kira begini “Manusia dalam menjalani kehidupannya memerlukan cahaya (pedoman) sebagai petunjuk untuk menuju kepada kebenaran”

Blencong sendiri adalah, Nama sebuah lampu tradisional berbahan bakar minyak, dan biasanya lampu ini digantung atau digunakan sebagai penerang layar pertunjukan wayang kulit


Ullen Sentalu, adalah nama sebuah museum milik swasta yang dikelola oleh Keluarga Bapak Haryono, berupa sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Ulating Blencong

Museum Ullen Sentalu beralamat di Jalan Boyong, Taman Wisata Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Lokasi museum terletak didalam Taman Kaswargan, disebelah selatan Gunung Merapi, berjarak sekitar 25 Km disebelah utara kota Jogyakarta, kondisi jalan untuk mendatangi museum ini cukup baik dan dapat didatangi dengan kendaraan bermotor

Museum diresmikan pembukaannya untuk umum pada 01 Maret 1997 silam, oleh KGPAA Paku Alam VIII (Pejabat Gubernur pada masa itu)


Museum yang berdiri diatas lahan seluas 12.000 M2 ini, lebih banyak menampilkan budaya dan peninggalan benda sejarah bangsawan dinasti Mataram, (Kesunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman)

Harga tiket masuk museum sebesar 30K (sudah termasuk didalamnya jasa Pemandu Wisata), kemudian Saya bersama pengunjung lain memasuki bagian dalam museum  

Pada Ruangan Pertama terdapat Patung Dewi Sri, menurut keterangan Pemandu Wisata Dewi Sri merupakan Symbol Dewi Kesuburan dan Dewi Pelindung Pertanian

Ruangan ke Dua adalah Ruang Seni Tari dan Gamelan, didalam ruangan ini terdapat seperangkat gamelan dan beberapa lukisan, Pemandu Wisata menjelaskan detail dan sejarah benda-benda yang terdapat diruangan tersebut, sambil sesekali mengingatkan pengunjung untuk tidak mengambil foto dan menyentuh benda yang ada disitu

Saking seriusnya mendengarkan penjelasan Pemandu Wisata, Saya kelupaan untuk menanyakan, Mengapa pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil photo didalam museum ini

Ruangan ke Tiga adalah Goa Sela Giri, sederet Ruang Pamer yang dibangun dibawah tanah, ruangan ini berisi koleksi lukisan yang dikemas dalam karya fine arts dari beberapa sosok yang mewakili Dinasti Mataram

Ruangan ke Empat adalah Kampung Kambang, kumpulan dari beberapa ruang pamer yang dibangun diatas kolam, Ruang Syair untuk Tineke, Royal Room Ratoe Mas, Ruang Batik Pesisiran, Ruang Batik Vorstendlanden, dan Ruang Puteri Dambaan

Ruangan yang terakhir adalah Sasana Sekar Bawana, diruangan ini dipamerkan beberapa lukisan Raja-raja Mataram, dan lukisan tari Bedhaya Ketawang, serta beberapa lukisan dengan tata rias pengantin jawa dengan gaya Yogyakarta


Kunjungan selesai, Pemandu Wisata kemudian mempersilahkan pengunjung untuk masuk ke Beukenhof Restaurant, sementara Pemandu Wisatanya pergi untuk mengambil minuman yang diracik dengan resep keraton

Konon katanya minuman ini dapat memberi kesehatan dan awet muda untuk orang yang meminumnya (wallahualam)

Minuman ini rasanya manis-manis sepet, dihidung Saya tercium aroma lemon atau jeruk nipis ketika gelasnya Saya dekatkan kebibir

Terlepas dari khasiat yang terkandung didalam minuman tersebut yang jelas minuman ini memang terasa menyegarkan, dengan beberapa kali tegukan minuman tersebut sudah tidak bersisa lagi

Sebelum Saya meninggalkan Museum Ullen Sentalu, Saya sempatkan (walau tidak membeli) untuk melihat-lihat beberapa barang yang dipajang di Toko Souvenir yang terdapat didekat pintu keluar


Informasi lain yang perlu diketahui oleh calon pengunjung
Jam buka Museum,
Hari Selasa sd Minggu, pukul 09.00 sd 16.00
(Hari Libur Nasional tetap buka, pada hari Senin tutup)

Harga tiket masuk (IDR)
WNI,   Dewasa 30K,  Anak-anak usia 5 sd 16 thn 15K
WNA,  Dewasa 50K,  Anak-anak usia 5 sd 16 thn 30K
  
Pembelajaran yang Saya dapatkan disini
Museum bisa dikelola oleh perorangan ataupun oleh perusahaan Swasta, (selama ini yang Saya ketahui, museum dikelola oleh pemerintah)

Bangunan untuk sebuah museum tidak selalu berupa bangunan cagar budaya atau bangunan lama, artinya museum dapat dibuat dimana saja, dengan bentuk bangunan yang disesuaikan dengan keinginan pemiliknya

Museum adalah sebuah kegiatan non profit, dan karenanya tidak banyak orang yang berminat untuk mengelola usaha ini


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Good post. I lesаrn something tօtally new and challenging on blogs I stumbleupon on a daily
basis. It will always be helpful to read through content from other authors and practice a
liottle something from their web sites.

Feel free tto visit my blog: Click here... - http://www.plurk.com/,