Museum
lagi !
Iya
nih lagi-lagi museum,
Orat-oret
yang ada diflash disk yang belum sempat Saya publish untuk bahan penulisan, cuma
mengenai museum
Untuk
orang yang bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya, ulasan atau tulisan
untuk Museum Sejarah Jakarta, tentunya tidak terlalu menarik untuk disimak,
tetapi untuk orang diluar Jakarta tentunya lain lagi ceriteranya
Sudah
seringkali Saya berkunjung ke museum ini, tetapi baru sekarang punya waktu
luang untuk menuliskannya diblog, hitung-hitung sebagai panduan singkat untuk
orang yang belum pernah berkunjung ke Museum Fatahillah
Suatu
hari, ketika Saya belum jauh keluar dari halte Busway, terdengar sapaan ramah
dengan dialek betawi “Perlu Ojek Pak”
Seketika
Saya menoleh kearah asal suara, Ada Laki-laki paruh baya yang sedang berdiri
disamping sepeda ontel menawarkan jasa ojek
Sebenarnya
jarak dari halte busway ke museum tidaklah terlalu jauh, dapat ditempuh sekitar
sepuluh menit berjalan kaki, tetapi melihat sosok abang ojek yang ramah ini,
hati menjadi iba juga, tidak ada salahnya jika membantu Bapak ini dengan
memakai jasa ojek yang ditawarkannya
“Iya
Pak, Tolong antarkan Saya ke museum, tapi gratis khan Pak” kataku bercanda,
sambil memancing reaksi dari kata “gratis” yang kuucapkan tadi
“Boleh
saja Pak, naik gratis gak apa-apa” Sahut si Bapak Ojek ramah, “Tapi waktu turun
dari sepeda, Bapak jangan lupa membayar” katanya lagi sambil tersenyum tetap
ramah
Eh, Si Bapak Ojek ini selain ramah ternyata
orangnya humoris juga, menit berikutnya Saya sudah duduk diboncengan sepeda
ontel yang sudah dilapisi kain tebal agar lebih enak diduduki
Setelah
membayar jasa ojek, dan mengucapkan terimakasih, Saya bergegas masuk ke museum,
karena gerimis sudah mulai turun
Usai
membeli tiket masuk didepan, Saya mulai memasuki ruang pamer, pengunjung lain
yang bersamaan datang cukup banyak hari itu, Sayapun membaur dengan mereka
Oh
Iya ya, ini nih Jam Operasional Museum
Selasa
sd Minggu 09.00 sd 15.00
Senin
dan Hari libur Nasional, Tutup
Mau
datang setelah jam 15.00 boleh-boleh saja, malahan lebih asyik, karena
dihalaman museum ini dibuka lapak aneka jajanan, lapak souvenir dan penjualan rupa-rupa
barang kecil lainnya, pasar ini buka setiap hari sampai larut malam
Tentang
Museum Sejarah Jakarta
Museum
Sejarah Jakarta, terletak di Jalan Taman Fatahillah No 1 Jakarta Barat,
merupakan sebuah lembaga museum yang memiliki sejarah yang panjang
Bangunan
Museum Sejarah Jakarta sesuai dengan prasastinya diresmikan pada tahun 1710
pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeck
Museum
sejarah Jakarta berasal dari Museum Oud Batavia (Batavia Lama) yg beralamat di
Jl Pintu Besar Utara no 27 Jakarta (kini museum wayang), Diresmikan pada tahun
1936
Pada
masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama dibawah
naungan Lembaga Kebudayaan Indonesia dan selanjutnya pada tahun 1968 diserahkan
kepada Pemda DKI Jakarta dan diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada
tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Ali Sadikin
Perbendaharaan
koleksi Museum Sejarah Jakarta mencapai jumlah lebih dari 23.000 buah, yg
berasal dari warisan Museum Jakarta Lama, hasil pengadaan Pemda DKI Jakarta,
dan hasil ekskavasi (penggalian arkeologi, serta sumbangan perorangan maupun
intuisi
Koleksi
Museum Sejarah Jakarta terdiri dari beragam mineral, baik yg sejenis maupun
campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, Kristal, gerabah, keramik, kain,
kulit, kertas dan tulang
Koleksi
unggulan Museum Jakarta antara lain Meriam si Jagur, Pemisah ruangan bergaya
Baroque dari abad 18, Pedang Eksekusi, Lukisan Gubernur Jenderal VOC Hindia
Belanda tahun 1602-1942, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan berbagai
macam senjata
Untuk
meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta bertekad untuk
bisa menjadi pusat informasi sejarah kota Jakarta dan tidak ingin sekedar
menjadi tempat untuk menghimpun, meneliti, memelihara dan memamerkan benda
koleksi serta menyajikan informasi sejarah kota saja, tetapi juga bisa menjadi
tempat bagi semnua orang untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat
pula dinikmati sebagai tempat rekreasi
Sejarah
Gedung
1707
– 1710 Gedung dibangun
1710
– 1816 Balai Kota Batavia
1816
– 1905 Kantor Residensi Batavia
1905
– 1925 Balai Kota Batavia
1925
– 1942 Kantor Gubernur Prov Jawa Barat
1942
– 1945 Kantor Pengumpulan Logistik Dai
Nippon
1945
– 1952 Kantor Gubernur Prov Jawa Barat
1952
– 1968 Markas Komando Militer Kota (KMK)
1968 Gedung diserahkan ke Pemda DKI
Jakarta
30
Maret 1974 Diresmikan menjadi Museum
Sejarah Jakarta oleh Gubernur Ali Sadikin
Hampir
tiga jam Saya menghabiskan waktu di museum ini, walaupun koleksi museum
tersebut terdiri dari benda mati, tetapi
banyak ceritera masa lalu yang dapat Saya jadikan sebagai bahan pembelajaran
Setelah
hujan reda, Saya beranjak meninggalkan
lokasi museum
Artikel lainnya mengenai museum, Museum Sampurna Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar