Menurut catatan yang Saya temukan pada Rumah Betang Buntoi, Rumah
Adat Suku Dayak ini pembangunannya dimulai pada Tahun 1867 dan selesai pada Tahun 1870, Rumah Adat dibangun oleh seorang Ketua Adat yang bernama Singa
Jala, Beliau dilahirkan pada Tahun 1835 dan meninggal pada Tahun 1921
Bangunan
Rumah Adat ini ukurannya tidak terlalu besar, memiliki panjang sekitar 25 Meter
dengan Lebar 15 Meter, Tiang, Lantai, Dinding, dan Atapnya berbahan dasar Kayu
Ulin
Rumah
Adat dikerjakan oleh seorang Arsitek berasal dari Suku Banjar (Banjarmasin),
dibantu oleh tenaga kerja lokal, dengan biaya sekitar 1000 Ringgit (Mata uang yang
berlaku pada masa itu)
Menurut
pengamatan Saya, Bangunan Rumah Adat ini tidak terlalu mirip dengan Bangunan Rumah
Betang aslinya, sepertinya malah lebih mirip dengan bangunan Rumah Adat Suku Banjar
Perbedaan nyata antara Rumah Betang ini dengan Model Rumah Banjar, terlihat dari konstruksi atapnya yang menggunakan Model Atap Datar Memanjang, sedangkan pada Rumah Banjar biasanya menggunakan Model Atap Bubungan Tinggi
Perbedaan nyata antara Rumah Betang ini dengan Model Rumah Banjar, terlihat dari konstruksi atapnya yang menggunakan Model Atap Datar Memanjang, sedangkan pada Rumah Banjar biasanya menggunakan Model Atap Bubungan Tinggi
Saya
hanya menduga, Model Bangunan Rumah Betang ini ada hubungannya dengan penunjukan
“Orang Banjar” sebagai Arsiteknya, (tidak ada rujukan yang bisa Saya temukan
mengenai sosok dan nama dari Sang Arsitek ini)
Dugaan
Saya cukup beralasan, karena beberapa rumah tua yang ada disekitar Rumah Betang Buntoi, dibangun dengan Model Rumah Banjar, seperti yang biasa kita temui pada perkampungan tua di Banjarmasin
Profile Rumah Betang Buntoi
Bangunan
Rumah Betang Buntoi pada bagian depannya memiliki sebuah serambi dan sebuah
tangga utama yang menghubungkan pelataran serambi dengan halaman diluar rumah
Pada
pelataran yang digunakan sebagai ruang duduk ini tersedia seperangkat kursi
tamu, dan pada bagian belakang ruang tamu ini terdapat sebuah pintu besar berdaun ganda,
sebagai pintu masuk utama
Bagian
bawah pada Rumah Betang memiliki kolong rumah yang tinggi yang ditopang beberapa
pilar dari Kayu Ulin Glondongan
Untuk
naik kerumah betang, tersedia dua buah tangga dari balok kayu ulin yang telah dipahat sebagai
undakan untuk naik, satu tangga berukuran besar merupakan tangga utama yang digunakan untuk naik
ke serambi depan, sedangkan tangga satunya lagi berukuran lebih kecil, untuk naik kebagian dapur
Saya
menangkap maksud dibuatnya dua tangga ini, jika diserambi sedang ada tamu,
maka orang rumah bisa naik atau turun melalui tangga di pintu dapur, supaya tidak
mengganggu tamu yang datang
Saya masuk melalui pintu utama, yang pertama Saya lihat adalah adanya semacam
ruang keluarga berukuran luas (tempat dimana dulunya para penghuni bersosialisasi)
Pada
bagian kiri dan kanan ruang keluarga ini terdapat beberapa kamar tidur, kemudian
Saya masuk lebih kedalam melalui bagian kiri (dalam) rumah, pada ujung bagian ini terdapat ruangan dapur keluarga yang dulunya pernah dipakai bersama
Perabotan
yang terdapat didalam rumah adat ini tidak banyak, hanya ada seperangkat Alat Tabuh
(Gong), beberapa buah Keramik, Sebuah Meja Marmer, dan Senjata Tradisional Suku
Dayak (sumpit dan Mandau) selebihnya adalah ruang kosong
Setelah
mengambil beberapa foto untuk dokumentasi, kemudian Saya berpamitan pada
penjaga rumah adat untuk kembali ke Pulang Pisau
Rute ke Rumah Betang
Minimnya
rambu yang dibuat oleh Pemerintah Setempat yang menunjukan bahwa ditempat ini
terdapat sebuah Objek Wisata Budaya merupakan kesulitan tersendiri untuk orang
luar yang tidak membawa pemandu jalan
Lucunya
lagi, Beberapa penduduk dijalanan yang sempat Saya tanyai Alamat dan lokasi Rumah
Betang, banyak yang menjawab, tidak tahu
Berikut
ini adalah rute yang pernah Saya lalui, agar pengunjung dapat menghemat waktu
dan biaya, dan tidak perlu mengulangi kesulitan
yang pernah Saya alami sebelumnya
Rumah
Betang Buntoi dapat didatangi dengan kendaraan bermotor, jarak Desa Buntoi dari
kota Banjarmasin sekitar 130 Km dan berjarak sekitar 115 Km dari kota Palangkaraya
Kota
yang terdekat adalah Pulang Pisau, berjarak sekitar 30 Km dari Desa Buntoi,
jarak ini dapat diperpendek jika menggunakan jalan pintas dengan menyeberangi Sungai
Kahayan menggunakan kapal ferry
Untuk
pengendara motor dari arah Banjarmasin, Bisa Naik ferry di dermaga yang terdapat di Desa
Mintin atau bisa naik dari dermaga ferry yang ada di Jalan Tingang Menteng didepan
Toko Humaira Electrik (Jalan pintas ini dapat menghemat jarak
sekitar 20 Km)
Biaya
ferry 5K, setelah sampai diseberang, ambil jalan yang kekiri (menuju ke arah
Bahaur) masuk sekitar 8 Km, setelah sampai di Kantor Puskesmas Pembantu, pada
sisi kiri jalan terdapat Jalan Bato Saman, masuk sampai kepinggir Sungai
Kahayan, belok lagi kekiri sekitar 100 Meter, Anda sudah berada dihalaman Rumah
Betang Buntoi
Untuk
pengendara mobil dari arah Banjarmasin, ikuti jalan Trans Kalimantan, pada
ujung jalan Jembatan Gohong ada pertigaan jalan, jika kekanan menuju
Palangkaraya, dan jika belok kekiri menuju Bahaur/Pangkoh, ambil jalan yang
kekiri (menuju Bahaur), masuk sampai ketemu Puskesmas Pembantu, Belok kekiri ke
Jalan Bato Saman
Untuk
pengendara mobil dan motor dari arah Palangkaraya, setelah sampai dipertigaan
Jembatan Gohong, ambil jalan lurus menuju Bahaur/Pangkoh, masuk sampai
ketemu Puskesmas Pembantu, Belok kekiri masuk ke Jalan Bato Saman
Untuk mendatangi Rumah Betang Buntoi ini terkesan “ribet dan melelahkan” tetapi disitulah letak seni dan uniknya
Untuk lebih mudahnya, Sebaiknya Anda hanya cukup puas dengan melihat beberapa replika Rumah Betang yang dibuat mendekati bentuk aslinya
1.Replika
Rumah betang yang terdapat di Desa Sungai Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir (Disisi
kiri jalan Trans Kalimantan, 5 Km sebelum masuk ke Kuala Kapuas dari arah
Banjarmasin)
2.Replika
Rumah Betang yang terdapat di alun-alun kota Kuala Kapuas
Selamat
berwisata, dan berhati-hatilah dalam perjalanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar